Sabtu, 05 Juni 2010

2. Pembahasan
A. Pengenalan Hama
Belalang (Valanga nigricornis) yang tergolog dari ordo orthoptera biasa disebut dengan belalang kayu. Belalang kayu memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak pada ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan warnanya kelabu atau kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cemerlang pada sayap belakang. Serangga ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering kali merusak tanaman. Adapun alat mulutnya bertipe penggigit pengunyah (Sudarmono, 2002).
Tipe ordo ini memiliki 2 pasang sayap. Sayap depan lebih kecil daripada sayap belakang dan memiliki vena-vena yang menebal yang disebut dengan tegmina. Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki melekat pada bagian thorakal. . Pada segmen/ruas pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanium. Spirakulum yang meruapkan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen/thorax. Anus dan alat genetalia terdapat pada ujng abdomen. Belalang memiliki alat tambahan yang berupa sepasang mata faset (majemuk), dua buah antena, dan tiga buah mata sederhana (oseli).
Tipe metamorfosis dari ordo ini adalah paurometabola (metamorfosis sederhana). Perkembangan tubuh terjadi dengan melewati masa telur, nimfa, dan imago. Bentuk nimfa dan dewasa hampir sama, hanya pada bagian sayap, ukuran tubuh, dan kematangan alat kelamin saja yang membedakan. Pada masa nimfa, sayap masih berupa selaput tipis, sedangkan pada serangga dewasa sudah memiliki tegmina. Ukuran ubuh antara nimfa dan dewasa juga berbeda, nimfa lebih kecil sedangkan belalang dewasa jauh lebih besar.
Belalang adalah tipe serangga pemakan daun. Alat mulut dari belakang bertipe pnggigit-pengunyah dengan bagian-bagian seperti labrum, mandibel, labium, dan maxilla. Akibat dari serangan hama ini adalah berlubangnya daun yang dimulai dari tipe tanaman dengan kerusakan yang lebar.
Burung emprit memiliki morfologi seperti warna bulu badan hampir semuanya coklat kecuali pada bagian dada dan perut yang berwarna hitam dan meiliki bercak-bercak putih. Bentuk paruh tipe pemakan biji-bijian, tidak terlalu runcing dan menyerupai segitiga.
Burung emprit memiliki empat jari kaki berkuku. Tiga dari jari kaki tersebut berada di depan seangkan satu bagian di belakang. Hama ini menyerang biji padi. Pengendalian dari burung emprit sangat sulit karena daya jelajahnya yang tinggi. Pengendalian dilakukan secara mekanik yakni dengan orang-orangan sawah.
Bekicot tergolong hewan molusca (bertubuh lunak) dari ordo pulmonasa. Tubuh bekicot yang lunak terlindung oleh shell (cangkang) yang keras. Pada bagian anterior, terdapat dua pasang antena yang pada masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujunga bawah anterior terdapat mulut dan radula (perut). Lubang pernafasan dan anus terdapat pada sisi mantel tubuh dekat dengan cangkang. Sedangkan lubang genetalia terdapat disamping sebelah kanan. Tubuh bekicot dilengkapi de ngan kaki semu.
Bekicot mempunyai tipe alat mulut mandibulata dimana hewan ini merupakan hewan yang menggigit serta mengunyah makanannya. Hewan ini memakan daun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Selain merusak daun, juga merusak bunga dan pucuk tanaman, bahkan selusur tanaman muda, baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah tua. Gejala serangan dari bekicot yaitu adanya bekas gigitan dan adanya lendir yang apabila lendir tersebut mengering maka akan tampak mengkilat. Lendir-lendir tersebut akan dikeluarkan oleh bekicot saat berjalan.
Tikus sawah memiliki morfolgi seperti tubuhnya berawarna keabu-abuan. Panjang ekornya sama atau lebih pendek dibandingkan panjang tubuh sampai dengan kepala. Kakinya memiliki empat jari yang mempermudah tikus untuk berlari cepat. Memiliki gigi dengan tipe pengerat sehingga merusak tanaan padi dengan cara mengeratnya pada bagian batang.
Tikus sawah termasuk dalam filum Chordata, kelas mamalia dan termasuk dalam bangsa Rodentia. Ordo ini termasuk binatang pengerat dan paling banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian. Adapun jenis-jenis tikus sawah antara lain Tetera indica (pemakan biji-bijian, akar-akaran, daun, rumput dan serangga), Nilarrdia meltoda (pemakan biji-bijian dan akar-akaran), Nilarrdia glesdovi (pemakan biji-bijian) dan Brandicota bengetensis (perusak tanaman dalam jumlah besar dan meninggalkan banyak sisa (Winarno, 2003).
Tikus ini menyebabkan kerusakan pada bagian batang tanaman padi sehingga tanaman padi roboh. Ciri khas dari serangan tikus adalah pada petak sawah bagian tengah gundul sedangkan bagian tepinya lebat. Tikus juga menyerang bendegan persemaian dengan memakan benih yang di sebar atau mencabuti yang baru tumbuh. Pada fase generatif tikus akan memakan malai yang terbentuk dan bulir-bulir padi yang mulai menguning, sehingga mengakibatkan kehilangan hasil secara langsung dan ciri dari serangan ini adalah adanya sisa rencetan padi yang berserakan di sekitar tanaman padi yang diserang.
Dinamakan tungau merah karena warna pada tubuhnya adalah merah. Pada umumnya mempunyai empat pasang kaki yang terletak pada bagian cephalothorax. Tetapi ada juga yang dilengkapi kaki rudimenter atau kaki yang pertumbuhannya tidak sempurna.
Tungau digolongkan dalam kelompok Arachnida. Ukuran tubuh tungau termasuk kecil. Hewan ini mempunyai ciri tubuhnya dibagi menjadi dua segmen yaitu cephalotorax dan abdomen. Tungau memiliki tungkai yang berjumlah empat pasang. . Tipe alat mulut tungau merah adalah pencucuk penghisap, terdiri dari sepasang celicera dan sepasang alat peraba sensorik.
Tanaman inang dari hama tungau merah adalah ubi kayu. Hidupnya di bawah tulang-tulang daun Menyerang pada daun dengan menghisap cairannya. Gejala yang tampak pada tanaman jika tanaman tersebut terserang hewan ini adalah di sekitar garis tengah daun terdapat bercak kuning atau merah dan juga terdapat benang-benang putih yang berada di permukaan bawah daun.
Filum dari Nematoda adalah Nemathelmintes atau Ascelmintes. Struktur dan morfologi nematoda adalah berbentuk silinder memanjang, bilateral simetris, tidak bersegmen. Lapisan terluar nematoda berupa kutikula yang mempunyai sifat lentur dan transparan, berfungsi untuk melindungi tubuh dan memudahkan untuk bergerak. Disebelah anterior terdapat stylet yang berfungsi untuk mencucuk jaringan makanan ( Tjahjadi, 1998 ).
Nematoda berbentuk memanjang, panjangnya di antara 1,5-5mm. Bagian kepalanya lurus atau berlekuk. Lubang amfidnya berupa celah yang lebar dan kearah belakang berbentuk seperti ujung corong. Stiletnya panjang yang bagian anterior berupa odontosil dan bagian stilet posterior berupa odontofor. Esofagusnya terdiri atas prokarpus yang panjang dan sempit serta mempunyai kelenjar bulbus yang pendek ( Luc et al, 1995 ).
Nematoda merupakan binatang yang menyeru[ai cacing. Tubuhnya tidak bersegmen, simetris bilateral, transparan, dan tidak berkaki. Mempunyai alat mulut yang berupa stilet. Stilet merupakan tipe alat mulut yang berbentuk seperti tombak yang dapat keluar masuk digerakkan oleh urat-urat.
Gejala serangan pada tanaman yang disebabkan oleh nematoda adalah adanya bengkak pada bagian akar (puru).Tanaman inang dari nematoda antara lain tanaan sayuran, tanaman berjajar, tanaman buah, dan gulma.
B. Kunci Determinasi Ordo
Kumbang badak termasuk ordo Coleoptera. Kumbang ini mempunyai 4 sayap dengan sepasang sayap depan yang menebal sepert kulit,keras dan rapuh dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus di bawah tengah punggung dan menutupi sayap belakang. Sayap belakang berselaput tipis dan biasanya lebih panjang daripada sayap depan, kumbang disebut elytra. Kumbang dewasa berwarna merah sawo, berukuran 3-5 cm (Borror et al, 1991).
Disebut kumbang badak karena bagian kepalanya terdapat cula seperti badak,. Kumbang ini berwarna coklat tua mengkilap. Panjangnya bisa mencapai kurang lebib 5-6 cm, sedangkan kakinya berjumlah tiga pasang.
Tipe metamorfosis kumbang badak adalah holometabola (metamorfosis sempurna) dengan stadia urutan antara lain telur-larva-pupa-imago. Pada stadia larva, termasuk tipe oligopoda dengan hanya memiliki kaki pada bagian thorakal saja. Bentuk pupa termasuk tipe eksarata/libera, yakni pupa dengan alat tambahan bebas, tidak melekat seluruhnya pada tubuh dan biasanya tidak terbungkus kokon.
Kumbang badak mempunyai tubuh yang kokoh, oval, dan memanjang. Mempunyai dua pasang sayap depan yang mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena yang disebut dengan tipe sayap elytra, sedangkan sayap bagian belakang membraneus dan jika sedang hinggap tertutup oleh sayap depan.
Alat mulutnya bertipe menggigit pengunyah. Stadia yang berperan sebagai hama adalah pada stadaia larva dan imago. Tanaman inang dari kumbang badak adalah tanaman kelapa. Serangannya berkisar anatara janur pada tanaan kelapa tua dan pangkal batang dekat permukaan tanah pada tanaman muda.
Lalat buah dewasa memakan cairan atau sekresi yang dikeluarkan oleh berbagai kumbang atau serangga lain, madu pada buah dan cairan buah lainnya. Saat tidak musim buah, lalat terbang atau berada di semak-semak atau hutan kecil disekitarnya. Bila ingin bertelur, lalat mencari buah yang menjelang masak. Alat peletak telur berada di ruas belakang badan, ditusukkan menembus kulit buah masak ke dalam buah dan membentuk rongga. Telur diiringi bakteri yang menyelinap masuk ke dalam buah sehingga menimbulkan kontaminasi dan buah menjadi busuk yang masak lunak. Bintik bekas tusukan alat peletak telur menjadi gelap agak membusuk dan akhirnya menjadi busuk buah (Kalie,2002).
Lalat buah mempunyai sayap depan dan belakang bersifat membran, kedua sayapnya tersebut tidak memiliki sisik, letak sayap tidak seperti di atas dan tanpa adanya rumbai. Sayap belakang dari lalat buah berfungsi sebagai alat keseimbangan. Dari ciri-ciri yang ada lalat buah temasuk ordo Diptera.
Gejala serangan yang ditimbilkan oleh lalat buah adalah gejala busuk pada buah yang telah masak akibat pengaruh dari alat mulut lalat buah. Tanaman yang terserang lalat buah biasanya membusuk dan dapat menular ke tanaman lainnya. Penanganan hama lalat buah dapat dilakukan dengan cara preventif yakni dengan memasang perangkap ataupun dengan kondomisasi pada buah.
Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera, mempunyai tipe metamorfosis sempurna (holometabola) dengan perkembangan stadia telur - larva - Pupa (kepompong) - Imago (dewasa). Sedangkan tipe larvanya polipoda, karena memiliki kaki torakal dan kaki abdominal dan tipe pupanya obtekta. Alat mulut pada serangga ini yang dewasa berupa penghisap berbentuk tabung yang disebut proboscis, untuk menghisap madu (tabung seperti belalai). Pada bangsa ini, pupanya terbungkus kokon, sehingga pada stadium dewasa serangga ini akan keluar melalui kokon tersebut (Soetiyono, 1998).
Stadia merusak adalah pada stadia larva yang memiliki tipe mulut mandibulata. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah berupa lubang-lubang tak beraturan pada daun. Lubang-lubang tersebut tidak sebesar yang disebabkan oleh belalang dan dimulai dari tengah daun, bukan dari tepi. Selain itu, daun dapat menggulung akbat serangan hama ini dan mengering sehingga daun mati.
Hama ini termasuk famili Coreidae, ordo hemiptera. Dari segi morfologis, walang sangit dewasa berwarna hijau kemerah-merahan dan yang nimfa berwarna hijau. Seperti belalang pada umumnya, serangga ini memiliki mata facet, antena, kaki yang berjumlah tiga pasang. Alat mulutnya berupa pencucuk penghisap. Memiliki dua pasang sayap, yang depan menebal pada pangkal dan sayap nelakang membraneus.
Walang sangit berpotensi menjadi hama pada stadia larva dan imago. Menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan buah padi yang masih dalam keadaan masak susu. Akibat serangan ini, buah padi menjadi hampa. Hama walang sangit dapat dikemdalikan dengan cara penanaman secara serempak sehingga dapat memutus mata rantai dari hama tersebut. Selain itu juga dapat meanfaatkan musuh alami yaitu Tabuhan hitam laba-laba dan dengan insektisida.
Wereng yang diamati terletak pada mikroskop karena ukurannya yang sangat kecil. Tipe metamorfosis dari wereng yaitu paurometabola. Tipe mulutnya haustelata dengan bentuk panjang yang beruas-ruas. Stadium hama merusak pada saat imago.
Wereng memiliki dua pasang sayap dimana sayap depan seperti mika terutama di pangkal sayap, sayap belakang seperti membran. Sayap depandengan tekstur yang seragam dimana ujung sayapnya sedikit tumpang tindih. Dari ciri-ciri yang ada maka walang sangit termasuk dalam ordo Homoptera
Lebah termasuk ordo Hymenoptera. Lebah tidak memiliki penonjolan klipeus, koksa-koksa depan adalah tranversal dan ruas metasoma yang terakhir tidak mempunyai daerah seperti piringan segi tiga. Tipe alat mulutnya penggigit pengunyah baik pada larva maupun imago, tapi lebah dewasa atau imago kadang menjilat madu pada bunga tanaman. (borror et al, 1991).
Ciri-ciri lebah antara lain mempunyai tiga pasang kaki. Selain itu memiliki sayap berjumlah dua pasang. Tubuh serangga ini agak padat dan juga ada penggentingan antara toraks dan abdomen. Dari ciri-ciri di atas diketahui bahwa serangga ini dimasukkan dalam ordo Hymenoptera.
Lebah tidak berperan sebagai hama bagi tanaman, namun sebagai serangga yang berperan membantu penyerbukan tanaman. Selain itu, lebah juga bermanfaat bagi manusia.

C. Tanda dan Gejala Serangan Hama
Serangga merupakan penyebab kerusakan terbesar pada tanaman. Hampir semua jenis hama termasuk di dalam kelas insecta.Gejala serangan yang ditimbulkan oleh belalang adalah sobekan besar pada daun yang dimulai dari tepi. Sobekan tersebut disebabkan oleh alat mulut dari belalang yang berupa mandibulata. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh alat mulut ini antara lain sobekan pada daun, seperti yang terjadi pada serangan belalang.
Burung emprit (Munia sp.) adalah hama dari filum aves. Burung emprit merupakan tipe burung poemakan biji-bijian. Bagian tanaman yang diserang oleh burung emprit adalha pada bagian bulir padi. Serangan dari burung emprit menyebabkan rendahnya hasil panen yang diterima petani. Penanggualangan hama burung emprit dilakukan secara mekanik dengan menggunakan orang-orangan sawah.
Gejala serangan yang menyerang pada buah belimbing diserang oleh lalat buah dari ordo diptera. Dacus sp. merupakan hama penyebab busuk buah yang banyak jenisnya, hama ini mengganggu buah-buahan seperti belimbing jambu, pepaya, nangka, dan lain sebagainya. Stadia perusak adalah stadia larva. Imago yang hinggap pada buah muda atau hampir masak meletakkan telurnya yang 2-3 hari kemudian akan menetas. Larva yang muncul akan masuk kedalam daging buah, buah yang terserang dari luar kelihatan sehat, tetapi bagian dalamnya kelihatan busuk dan rusak berat. Tanda dan gejala yang ditimbulkan akan tampak bintik berwarna coklat dan berlubang kecil. (Tjahjadi, 1998)
Pada tanaman pisang, hama penggulung daun yang akhirnya menyebabkan kekeringan pada daun adalah larva dari Erionata thrax L. Larva meiliki tipe mulut penggigit pengunyah (mandibulata). Larva meyerang dengan cara mengorok daun sehingga daun menggulung dan mengalami kekeringan dan pada akhirnya mati. Di dalam gulungan daun tersebut larva terseebut berkembang, makan, dan menjadi pupa. Pada akhirnya dari gulungan tersebut keluar imago dari hama tersebut.
Nematoda menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan dari akar tanaman. Alat mulut yang digunakan berupa stilet. Akibat dari zat ekskresi yang dikeluarkan dari stilet ini maka menyebabkan pembengkakan pada akar yang pada akhirnya akan mematikan fungsi dari akar tersebut.
Tungau merupakan hama yang bentuknya sangat kecil tapi bila menyerang tanaman mempunyai dampak yang merugikan. gejala yang tampak pada tanaman jika tanaman tersebut terserang hewan ini adalah di sekitar garis tengah daun terdapat bercak kuning atau merah dan juga terdapat benang-benang putih yang berada di permukaan bawah daun. Dengan adanya bercak tersebut serta daun yang menguning tentunya akan mempenaruhi proses fotosintesis dan akan mempengaruhi hasil atau produksi tanaman. Tungau berperan sebagai hama pada stadi nymfa dan imago. Akibat dari serangan tungau ini adalah adanya peradangan, eksudasi dan pembentukan kopeng.
Tanaman padi merupakan tanaman yang paling banyak diserang oleh berbagai macam hama, di antaranya adalah tikus, walang sangit, sundep, beluk, wereng, dan sebagainya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus adalah rusaknya batang sehingga tidak mampu menopang tubuh tanaman padi dan pada akhirnya roboh. Ciri serangan dari tikus ini adalah menyerang bagian tengah pada petak sawah, sedangkan bagian tepinya dibiarkan, sehingga bagian tengah petak sawah tampak gundul.
Walang sangit menyerang pada masa generatif. Bagian tanaman yang terserang adalah pada bulir padi yang masak susu. Hal tersebut menyebabkan bulr padi yang terserang walang sangit menjadi kosong dan tidak terisi. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penanaman secara serentak pada satu musim tanam sehingga dapat memutus mata rantai dari hama tersebut. Hama beluk menyerang batang padi pada masa generatif dengan tanda adanya tusukan pada batang. Larva ini menyerang titik tumbuh sehingga pengisian bulir terhambat dan batang menjadi mudah dicabut. Sundep menyerang pada fase vegetatif,tanda dan gejalanya yaitu tanaman layu dan mengering.































DAFTAR PUSTAKA

Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. UGM Press. Yogyakarta.
Kalie. 2002. Mengatasi Buah Rontok, Busuk dan Berkerut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sudarmono. 2002. Pengenalan Serangga, Hama, Penyakit, dan Gulma Padi. Kanisius. Yogyakarta.
Soetiyono. 1998. Pengendalian Hama Sayuran Palawija. Kanisius. Yogyakarta.
Tjahjadi, Nur. 1998. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Winarno, P.G. Bettysri. 2003. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar